Jumat, 22 September 2017

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY Henry Ardiyanto mengatakan selain Masalah promosi, kemudahan perizinan ekspor juga perlu menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini


Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY Henry Ardiyanto mengatakan selain
Masalah promosi, kemudahan perizinan ekspor juga perlu menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini. BACA JUGAKMKKKemKemasan
Produk Perlu Disempurnakan Pengusaha Mebel DIY Minta Perlindungan Produk Lokal Kembalikan Kemuliaan Industri Berbasis UMKM
"Kami berharap pemerintah bersedia mempromosikan kerajinan tangan yang diproduksi oleh pengusaha kecil di Yogyakarta dengan cara baru," kata
Wakil Ketua III Gabungan Eksportir Kerajinan Tangan dan Produsen Indonesia (Asephi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
Wawan Harmawan, di Yogyakarta, Minggu 17/5/2015). "Ekspor (kerajinan tangan) tidak naik sangat sampai sekarang masih normal,"
dia beralasan. Menurutnya, periklanan dengan cara yang kreatif dan brand baru harus dilakukan dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
setiap acara Promosi barang tanpa tertarik oleh daya pikat hanya dengan menampilkannya di tribun, adalah sebuah pendekatan untuk ditinggalkan.
Brandconnect "Selain itu cara baru lainnya adalah mengintensifkan promosi melalui website khusus," katanya. Bosan dengan semua Daily
Menu sarapan? Mari Membuat 5 Resep Bergizi dan Sederhana Jadi, jelasnya, seiring dengan upaya promosi yang semakin meningkat
Otoritas daerah DIY juga harus mendorong karyawannya dengan memanfaatkan pusat pelatihan kejuruan (BLK) untuk memberikan pelatihan
kepada UKM untuk menyadari standar pasar global. Dia menyatakan bahwa produsen kerajinan tangan di DIY juga harus memiliki a
orientasi ekspor lebih kuat di dalam masing-masing. Tidak berorientasi ke pasar luar negeri, tapi juga pasar lokal. Menurutnya, masalah
Akreditasi ekspor menyebabkan penguatan dolar AS beberapa waktu lalu tidak banyak digunakan oleh sebagian besar pengusaha kerajinan tangan di DIY.
Yogyakarta: Gabungan Eksportir dan Produser Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pemerintah untuk mengukur
promosi kerajinan tangan dari pelaku usaha kecil dan menengah baik di pasar dalam maupun luar negeri dengan metode inovatif.
"Kami berharap akan berjenjang, dari yang pertama di sektor mikro, dan kemudian juga bisa ekspor," jelasnya.Baca juga: map raport

Tidak ada komentar:

Posting Komentar