Rabu, 13 September 2017

Kerajinan bambu dibatasi oleh teknik pengemasan


Kerajinan bambu dibatasi oleh teknik pengemasan

"Terkadang, dalam hal pembelian hanya per unit, kemungkinan barang rusak, maka ini bisa menjadi penghalang kita," kata
Jawa, departemen penjualan dQueen Gallery yang merupakan bisnis kerajinan bambu saat ditemui di pameran UMKM di Sugihwaras.
Desa, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Sabtu. Sementara itu, Kepala Bagian Humas Kabupaten Kediri Haris
mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya memiliki banyak program untuk pengembangan UMKM, dengan berbagai pelatihan. Dia juga mengaku, belum pernah
telah mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain itu, ia memiliki rencana untuk masa depan produk yang ia buat bisa jadi
sampai ekspor. Namun, saat ini masih terkendala oleh model kemasan yang masih perlu perbaikan. Sejak lima tahun
Sampai sekarang, Ulum mengaku usahanya telah terbukti berbuah. Perputaran per bulan sekitar Rp10 juta. Saat ini dia sudah
mempekerjakan lima tetangga muda. Produksi difokuskan di rumahnya, Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. "Karena
Produknya pecah, akhirnya kembali, kita kerja keras, yang membuat kemasannya lebih baik, "katanya. Destyan HS Dia
mengaku, otodidak membuat kerajinan bambu. Bersama teman-temannya, ia mencoba membuat berbagai model kerajinan bambu.
Saat ini, kerajinan ini difokuskan pada pembuatan berbagai lampu dekoratif. Ulum mengatakan harganya sangat standar. Selain a
Pengerjaan detail, kreasi yang diciptakan juga tidak sama dengan produk lainnya, sehingga untuk memastikan kualitasnya bagus. Ulum,
pengelola bisnis menambahkan bahan bakunya masih mengandalkan pengiriman dari luar daerah, yang diambil dari
Kecamatan Trenggalek, dengan memilih jenis apus bambu. Bambu itu fleksibel dan bisa dibuat berbagai kerajinan. Mulai
Dari inspirasinya, dengan rekan-rekannya ia akhirnya sembrono berutang. Modal hanya terbatas, jadi utangnya harus menjadi pohon bambu
yang kemudian diubah menjadi kerajinan tangan. Untuk memasarkan bisnis mereka, sejauh ini memanfaatkan jejaring sosial. Berbagai produk diproduksi
Terinstal di jejaring sosial, sehingga orang juga tahu produknya. Selain itu, untuk lebih mengenalkan produk ini, rencananya
juga akan disimpan di sejumlah pusat perbelanjaan dan souvenir di wilayah Kediri. Ilustrasi - Kerajinan Bambu Anyam.
(ANTARA PHOTO / Andreas Fitri Atmoko) Dia juga berharap, pemerintah dapat memberikan arahan untuk membantu UMKM kecil tumbuh seperti itu.
mengelola. Selain membuat lampu hias, ia juga membuat gazebo. Harga gazebo dia tawarkan sekitar Rp12 juta. Harganya adalah
Memang jauh berbeda dengan harga kerajinan ringan hias rata-rata Rp50 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
"Efek kerajinan itu dipasarkan dan dijual, dan akhirnya, terus dikembangkan dan menjadi seperti sekarang," katanya. Mereka membantu
Dia membuat kerajinan dari sebagian besar pesanan ini. Setiap satu minggu, tidak kurang dari 200 lampu hias diproduksi. Barang dikirim ke
berbagai pembeli baik dari Kediri maupun ke luar kota. "Ada banyak kegiatan pelatihan serta pameran untuk iklan
acara, "katanya. Awalnya, dia ingin memperoleh penghasilan sendiri, lalu terinspirasi membuat kerajinan dari bambu. Kami bekerja keras,
yang membuat kemasan lebih baik, "Kerajinan bambu dibatasi oleh metode pengepakan yang menurut Jawa begitu luas untuk jumlah besar
Pengirimannya cukup mudah, karena barang disatukan dan diletakkan di dalam kotak kayu, jadi beresiko barang rusak kecil.
Namun, masalahnya adalah saat pengiriman dalam paket kecil, seperti unitBaca juga: map raport

Tidak ada komentar:

Posting Komentar