Minggu, 26 November 2017

Dollar Naik Terhadap Rupiah Benefit Eksportir Kerajinan Bambu di Cebongan Kidul


Dollar Naik Terhadap Rupiah Benefit Eksportir Kerajinan Bambu di Cebongan Kidul

"Rupiah terhadap dolar tidak berdampak negatif, dengan harga bahan baku stabil, kebetulan bahan bakunya
baik listrik buatan sendiri maupun lokal, "jelasnya. Di antara penerima manfaat adalah Muryadi (53) yang juga ketua
Asosiasi semua Sentra Bambu Sembada. Muryadi beruntung saat nilai tukar dolar sempat naik, dia menerima permintaan
pengiriman bambu ke Jerman Hal ini juga dialami oleh amatir serat alam di Tanggulangin, Kulonprogo. Mereka menjadi
dibombardir dengan pesanan yang bahkan pesanan dari Eropa dan Amerika. Sesuai dengan Muryadi ke "PR" Online, Senin (31/8/2015), di Jakarta
awal bulan September setidaknya akan mengirimkan 50 buah berbagai jenis kerajinan bambu, dan entah dari jenis rak,
Tirai, ke dalam kursi meja makan. Ia berharap nilai rupiah akan menguat lagi. Di pasar akan kembali normal,
Oleh karena itu, kebutuhan harganya. Alasannya, meski diuntungkan pasar ekspor serat yang alami, kondisi ini
akan sia-sia jika harga kebutuhan di pasar melonjak. Dengan tingginya harga pasar dolar ini, dia bisa memperoleh keuntungan
dari 15 persen. Bila krisis keuangan juga menyebabkan nilai rupiah turun, skenario ini telah dihadapi di sekitar
tahun kalender 1998. Dalam penjualannya, ia tidak perlu resah sejak ia bekerja sama dengan perantara tentang pengiriman. Meskipun
penerimaan perantara 'menaikkan harga pembelian produk mereka, namun pajak yang dikenakan untuk pengiriman juga akan ditanggung olehnya
perantara. Pada kenyataannya saat ini ia mengerjakan sisa pesanan berupa gorden sementara barang lainnya
lengkap. "Untuk kisaran biaya, satu set meja dengan empat tempat duduk kami tempatkan harga Rp 600 ribu sampai Rp 1,5 juta
Bulan sebelum dollar naik, kita bisa mendapatkan persentase sekitar Rp 15 juta per bulan, "katanya. Muryadi mengatakan beruntung.
Pada saat penjualannya lambat, ada pembeli dari luar negeri yang berminat dan membeli dengan jumlah besar. "Ekspor terakhir ke
Jerman juga, sudah jadi awal tahun 2000. Kalau begitu, penghasilannya sepi karena tingginya persaingan perajin bambu, "dia
menjelaskan. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah membuat masyarakat Eropa menggunakannya untuk menaikkan pesanan. Ini
Kondisi membuat para pengrajin yang memanfaatkan bahan-bahan lokal dan tenaga yang sederhana pun beruntung. "Paling tidak sekarang tidak terpengaruh oleh yang negatif
efek rupiah, "katanya. Pengusaha kerajinan serat alami di Tanggulangin, Agus Riyanto, menyatakan melemahnya
Rupiah terhadap dolar mengembalikan gairah pasar ekspor serat alami. Katanya, pesanan naik 15 persen.Baca juga: plakat wisuda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar