Cepat di Solo Tumbuh
Dalam sebulan setiap pengrajin blangkon bisa menuai keuntungan hingga Rp 6 juta. "Tidak menganggur ada pesan, enggak perlu
Pasar terganggu Bukan hasil yang sama setiap bulan, namun jika dirata-ratakan jadi lebih besar dari pekerja kantoran, terutama di
Acara para pekerja rajin, karena hitungan persennya juga, "jelasnya. Hal yang sama juga menyuarakan Djazuli, di antara
Warga yang sudah lama terpapar kerajinan ini menghasilkan blangkon. Ia mengakui pasar saat ini tidak terbatas di Jawa, Sumatera,
dan Kalimantan saja. Sebagai gantinya ia telah merambah tempat Asia termasuk Singapura dan Thailand. Anda akan menemukan 23 blangkon
pengrajin di Serengan. Ananta mengatakan rata-rata setiap pengrajin mencakup tujuh sampai sepuluh karyawan. Mereka rata-rata rata-rata.
Pengrajin optimis bersama dengan bantuan pihak berwenang, kerajinan blangkon industri rumahan akan terus bertambah dan
berkembang ke wilayah Eropa. "Dulu ada perintah di Belanda, tapi hari ini sudah tidak lagi, hanya Asia, karena disana
Ada beberapa sekolah yang mendidik murid untuk belajar peradaban jawa, "katanya. Padahal, dia menyatakan para pengrajin sekarang sering melayani
pesanan daripada membuat pasar khusus mereka ke pasar. "Alhamdulillah bahwa dua dasawarsa sebelumnya tidak ada
Kesepian, tidak sepi, kita mempromosikan diri kita sendiri, apalagi sekarang pengenalan pendahuluan pariwisata dan budaya oleh
pemerintah. Sebenarnya sekarang manufaktur (untuk memasarkan dirinya ke pasar) kurang dari pembelian, "kata Ananta saat ditemui
Republika .co. Industri rumah Blangkon di Solo tumbuh. Anggota Komunitas Seni Solo Blangkon, Ananta Karyana mengaku membuat
blangkon lebih dan lebih 25, yaitu pada dua tahun sebelumnya pesanan.Baca juga: pusat plakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar